Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

Metode Mendidik Anak Ketika Malas Belajar

🌿Nasehat Ulama🌿: Setiap orangtua tentu memiliki harapan besar terhadap anak-anaknya agar mereka menjadi anak-anak yang baik dan berbakti. Di samping itu, orangtua juga memiliki kekhawatiran kalau harapannya itu tidak terwujud sehingga berujung kekecewaan yang mendalam. Namun kita sebagai muslim sudah memiliki pedoman hidup yang jelas. Kita memiliki sandaran harapan yang jelas. Setelah usaha maksimal kita tempuh untuk mewujudkan harapan kita terhadap anak, yang tidak kalah penting adalah tawakkal kepada Allah dan doa yang baik untuk anak-anak kita. Imam Sya'roni bercerita: "Dulu anak saya, Abdurrahmah, tidak memiliki semangat untuk belajar. Karena itu saya sangat sedih. Kemudian Allah SWT mengilhami saya agar menyerahkan urusan anak saya kepada-Nya. Saya pun melakukannya. Sejak malam itu, tiba-tiba anak saya menjadi suka belajar dengan sendirinya tanpa saya suruh. Bahkan ia merasakan nikmatnya belajar pada malam itu. Wawasannya pun akhirnya melebihi wawasan orang yang te

Mencari Kesempurnaan Hidup

Suatu hari, Khalil Gibran bertanya kepada gurunya :  "Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna didalam hidup..?"  Sang Guru :  "Berjalanlah lurus ditaman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang..! Setelah berjalan dan sampai diujung taman, Khalil Gibran kembali dengan tangan hampa, lalu Sang Guru bertanya :  "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun...???"  Gibran :  "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang didepan pasti ada yang lebih indah.  Namun ketika aku sudah sampai diujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi..!" Sambil tersenyum, Sang Guru berkata :  "Ya, itulah hidup.. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya. Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada,  yang ada hanya

Hijab, Ibadah atau Budaya?

Syaikh AbdulAziz bin Marzuq Ath-Tharifi Manusia tidak berselisih bahwa menutup tubuh merupakan fitrah manusia yang telah tertanam dalam diri mereka, meskipun tidak ada panas, dingin, ataupun hujan. Bahkan meskipun tidak seorang pun melihatnya. Manusia lebih suka memakai pakaian dan berhias meskipun itu hanya dinikmati oleh dirinya sendiri. Pada zaman dahulu, Adam dan Hawa menutup aurat mereka meski ketika itu tidak ada orang lain. Oleh karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan bahwa hukuman tersingkapnya baju mereka adalah supaya mereka saling memandang aurat mereka tanpa berniat melakukannya. … يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءتهمَ … “… Ia tanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Al-A’raf [7]: 27) Namun manusia berbeda pendapat dalam menetapkan batas fitrah ini, yaitu area badan yang harus ditutup. Tergantung kepada dalil, akal, dan budaya yang mengatur mereka ataupun syahwat dan syubhat yang menguasai diri

ORANG BARAT “Terkejut Dengan CARA ISLAM MENYEMBELIH SAPI“

Masya Allah, semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam. Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut. Simak penelitian ini. 1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari’atnya membuktikan penelitian ilmu modern. 2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)? 3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang dise

Belajar dari BUGHATS (Anak Burung Gagak)

*BUGHATS* Seorang ulama dari Suriah bercerita ttg do'a yg selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini. ( ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﺮﺯﻕ ﺍﻟﺒﻐﺎﺙ ) _"Allahummarzuqnaa kamaa tarzuqul bughats"_ _("Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kpd bughats.")_ Apakah _"bughats"_ itu...?  Dan bagaimana kisahnya...? _"Bughats"_ anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut _"bughats"_. Ketika sdh besar dia menjadi gagak ( _ghurab_). Apa perbedaan antara _bughats & ghurab...?_ Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.  Di saat induknya menyaksikanya,  ia tdk terima itu anaknya,  hingga ia tdk mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dr kejauhan saja. Anak burung kecil malang yg baru menetas dr telur itu tdk

Cara Mandi Rasulullah Shalalahu 'Alaihi wa Salam

CARA MANDI RASULULLAH Shalalahu 'Alaihi wa Salam 1. Bermula dari segayung siram di telapak kaki 2. Segayung di betis 3. Segayung di paha 4. Segayung di perut 5. Segayung di bahu 6. Berhentilah sejenak 5-10 saat. ●Kita akan merasakan seperti uap/angin yang keluar dari ubun-ubun bahkan meremang, setelah itu lanjutkan dengan mandi seperti biasa. ●Hikmahnya: Seperti pada gelas yang diisi air panas kemudian kita isi dengan air sejuk. Apa yang terjadi? Gelas akan retak !!! ●Jika tubuh kita.... apa yang retak? Suhu tubuh kita cenderung panas dan air itu sejuk, maka yang terjadi jika kita mandi langsung menyiram pada badan atau kepala, angin yang harusnya keluar jadi terperangkap atau kadang membawa maut karena pecahnya pembuluh darah. ●Maka sebab itu kita sering menjumpai orang jatuh di kamar mandi tiba-tiba kena 'stroke'. Boleh jadi kita sering masuk angin karena cara mandi kita yang salah. Boleh jadi kita sering migrain karena cara mandi yang salah. ●Cara mandi ini baik ba

"Ilmu itu di Datangi, ..."

Meninggalnya Rasulullah adalah saat saat paling berdukanya kaum muslimin. Dengan begitu maka sudah hilang sumber ilmu dari telaga yang paling murni menyimpan ilmu atau wahyu yang Allah turunkan. Akan tetapi, semua Wahyu, Alquran maupun Hadist yang Allah turunkan kepada Nabi kita, sudah ditransfer kepada isteri-isteri, keluarga dan para sahabat.  Kesedihan ini pun dialami oleh semua kaum muslimin tanpa terkecuali, apalagi keluarga beliau khususnya Abdullah bin Abbas. Beliau adalah keponakan Rasulullah. Suatu ketika Abdullah bin Abbas menemui seorang pemuda dari suku Anshar dan mengajaknya untuk belajar hadist kepada salah satu sahabat senior. Akan tetapi pemuda ini menolaknya dan berkata,”apakah engkau akan didatangi orang orang yang akan belajar ilmu sementara saat ini masih sangat banyak para sahabat”. Akhirnya Abdullah bin Abbas meninggalkan pemuda itu dan menuju ke salah satu rumah sahabat Nabi yang Mulia. Di siang hari dengan panas yang terik, angin berhembus kencang membawa butira

Kuis, Cek Keilmuan Iman Mu

Isilah *titik-titik di bawah ini* dan mohon dijawab dengan jujur dan cepat. 1. Allah *menciptakan tertawa* dan (..........??) 2. Allah itu *mematikan* dan (............??) 3. Allah itu *menciptakan laki-laki* dan (............??) 4. Allah itu memberikan *kekayaan* dan (...........??) *_Bagaimana jawabanya ?_* Gampang kan ? Sebagian besar jawaban ternyata memang benar, tapi hanya untuk point 1-3 saja. Sedang untuk jawaban No.4 Ternyata mayoritas salah. *KENAPA ???* Sekarang mari kita bahas. Mayoritas kita tentu akan dengan mudah menjawab : 1. Tertawa dan (Menangis) 2. Mematikan dan (Menghidupkan) 3. Laki laki dan (Perempuan) Tapi bagaimana dengan no.4 ? Apakah benar jawabannya adalah Kemiskinan..? Nah untuk mengetahui jawabannya, mari kita lihat rangkaian firman Allah dalam Surah An-Najm ayat 43-45, dan 48, sbb: *Jawaban no 1* :ﻭَﺃَﻧَّﻪ ﻫُﻮَ ﺃَﺿْﺤَﻚَ ﻭَﺃَﺑْﻜَﻰ "dan Dia-lah yang menjadikan orang *tertawa dan menangis.*" (QS. An-Najm:43) 👍👍👍 *Jawaban no 2* :ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻣ

Ingin Rasanya Disanjung Nabi ?

*Ingin Rasanya Disanjung Nabi* --- Ketika membaca lembaran sirah, kadang jadi membayangkan, bilamana diri ini salah satu yang dipuji dan dimuliakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam... Aduhai, betapa senangnya...! --- Tentu saja bahagia rasanya yaa, jika disanjung Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, sebagaimana para sahabat -radhiyallahu 'anhum jaami'an-, semisal...; *Abu Bakar, Umar dan Utsman,* _“Tenanglah wahai Uhud, karena sesungguhnya di atasmu ini ada seorang Nabi, seorang Ash-shiddiq dan dua orang Syahid.” (HR. Bukhari)_ *Ali bin Abi Thalib,* _“Tidakkah kamu rela kalau posisimu dariku seperti posisi Nabi Harun pada Nabi Musa?” (HR. Bukhari)_ *Zubair bin Awwam,* _“Sesungguhnya setiap nabi itu mempunyai hawari (pengawal setia), dan sesungguhnya pengawal setiaku adalah Zubair bin Awwam.” (HR. Bukhari)_ *Fathimah,* _“Fathimah ini adalah penghulu kaum wanita di surga.” (HR. Bukhari)_ *Hasan dan Husen,* _“Ya Allah, cintailah mereka berdua karena sesungguhnya aku men

Larangan Mencukur Rambut dan Memotong Kuku bagi yang Ingin Berqurban

Seseorang yang hendak berkurban dilarang untuk memotong kuku dan rambut ketika sudah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih. Dalilnya hadis dari Ummu Salamah dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam . مَن كانَ لَهُ ذِبحٌ يَذبَـحُه فَإِذَا أَهَلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ . ”Barangsiapa yang telah memiliki hewan yang hendak diqurbankan, apabila telah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih.” (HR. Muslim 5236, Abu Daud 2793, dan yang lainnya). Keterangan: . Rambut dan kuku yang dilarang untuk dipotong dalam hadis di atas adalah rambut dan kuku shohibul kurban, bukan rambut dan kuku hewan kurban. karena kata ganti yang digunakan dalam kalimat ‘شَعْرِهِ’ dan ‘أَظْفَارِهِ’ adalah kata ganti tunggal untuk jenis mudzakar (laki-laki), yaitu kata ganti ‘هـ’. dan ini adalah kata ganti yang kembali kepada

Kitab - Kitab Dasar dalam Mempelajari Aqidah

Syaikh Zaid bin Hadi Al Madkhali mengatakan: "Ketika belajar aqidah dan ingin melalui tahapan yang benar, maka seorang penuntut ilmu hendaknya memulai dengan belajar kitab Al Ushul Ats Tsalatsah milik Imam Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab (wafat 1206 H) rahimahullah. Dalam kitab ini terdapat ilmu yang melimpah dalam permasalahan aqidah yang tidak akan membuat penuntut ilmu menyimpang dari manhaj salaf as shalih dalam memahami agama. Setelah itu lanjutkan mempelajari Al Qawaid Al Arba', Kasyfus Syubhat dan Risalah Ushulil Iman. Tulisan-tulisan ini merupakan panduan dalam bidang aqidah dan merupakan pelajaran pokok dalam mempelajari ilmu-ilmu syariah yang lain. Ketika seseorang telah mempelajari kitab-kitab ini, ia akan memiliki akidah yang benar dan berjalan di atas manhaj salafiy, serta mendapatkan pencerahan darinya. Kemudian setelah mempelajari kitab-kitab ini, hendaknya berpindah ke tahapan yang lebih tinggi semisal Kitab At Tauhid, lalu setelah menyelesaikan