Oleh: KH Hafidz Abdurrahman Apa yang membuktikan kebenaran iman seseorang? Jawabannya adalah ujian. Ujian diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya untuk membuktikan kebenaran imannya. Tanpa ujian yang dialami seseorang, keimanan orang itu pun belum bisa terbukti. Itulah mengapa, Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an: أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ؟ “Apakah manusia bisa mengira dirinya dibiarkan begitu saja mengatakan, “Kami telah beriman.” Sementara mereka tidak diuji?” [Q.s. al-Ankabut: 2] Maka, tak ada seorang pun, baik manusia biasa maupun utusan Allah, yang menyatakan beriman, kecuali pasti melalui ujian. Ujian yang membuktikan kebenaran imannya. Ujian yang mengangkat derajatnya. Ujian yang membuktikan cinta-Nya kepada kekasih-Nya. Bukan hanya sahabat yang ditempa ujian, bahkan Nabi pun demikian. Harta, raga dan jiwa pun telah mereka pertaruhkan. Bukan hanya kaum prianya, tetapi wanitanya pun mengambil bagian. Sumayyah harus mere