Skip to main content

Cara Tertawa Rasulullaah Sebagai Uswatun Hasanah

Cara tertawa Rasulullaah sebagai uswatun hasanah:

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: كَانَ فِي سَاقَيْ رَسُوْلِ اللهِ ص حُمُوْشَةٌ وَ كَانَ لاَ يَضْحَكُ اِلاَّ تَبَسُّمًا وَ كُنْتُ اِذَا نَظَرْتُ اِلَيْهِ قُلْتُ: اَكْحَلَ الْعَيْنَيْنِ وَ لَيْسَ بِاَكْحَلَ. الترمذى 5: 263، رقم: 3725

Dari Jabir bin Samurah, ia berkata : Kedua betis Rasulullah SAW halus, dan tidaklah beliau tertawa kecuali hanya tersenyum, apabila aku melihat beliau, maka aku akan mengatakan, "Seakan-akan beliau memakai celak pada kedua matanya, walaupun beliau tidak mengenakan celak”. [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 263, no. 3725]

عَنْ عَائِشَةَ رض زَوْجِ النَّبِيّ ص قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص ضَاحِكًا حَتَّى اَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ، اِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ. البخارى 6: 42

Dari Aisyah RA istri Nabi SAW, ia berkata, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, tetapi beliau hanya tersenyum”. [HR. Bukhari juz 6, hal. 42]

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ ص مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى اَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ، اِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ. البخارى 7: 94

Dari Aisyah RA, ia berkata; "Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, tetapi beliau hanya tersenyum”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 94]

عَنْ جَرِيرٍ قَالَ: مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ ص مُنْذُ اَسْلَمْتُ وَ لاَ رَآنِيْ اِلاَّ تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي وَ لَقَدْ شَكَوْتُ اِلَيْهِ اَنّي لاَ اَثْبُتُ عَلَى الْخَيْلِ فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِيْ صَدْرِي وَ قَالَ: اللّهُمَّ ثَبّتْهُ وَ اجْعَلْهُ هَادِيًا مَهْدِيًّا. البخارى 7: 94

Dari Jarir dia berkata; "Rasulullah SAW tidak pernah menghalangiku (untuk bertemu beliau) semenjak aku memeluk Islam, dan tidaklah melihatku kecuali beliau tersenyum. Aku telah mengadukan kepada beliau, bahwa aku tidak kokoh berada di atas kuda, maka beliau menepukkan tangannya ke dadaku seraya berdoa, "Ya Allah, kokohkanlah dia dan jadikanlah dia orang yang memberi petunjuk dan orang yang mendapat petunjuk”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 94]

Comments

Popular posts from this blog

Islam adalah Rahmatan lil ‘alamin

Bissmillah.. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, akan tetapi sepertinya banyak yang belum mengerti arti sesungguhnya dari makna tersebut. Banyak sekali yang menyimpangkan perngertian tersebut sehingga berpengaruh sekali dalam hal aqidah umat islam itu sendiri. Dalam Al-Quran sendiri sudah disinggung mengenai rahmatan lil ‘alamin yakni dalam surat Al-anbiyah: 107,   107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Allah menurunkan Nabi Muhammad untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin, yang artinya Islam adalah rahmatan lil ‘alamin yakni rahmat bagi semesta alam, untuk semua umat manusia, untuk semua isi dalam alam semesta alam ini. Sebagian orang secara sengaja ataupun tidak sengaja (karena pemahaman Islamnya yang tidak dalam), sering memaknai ayat tersebut diatas secara menyimpang. Mereka mengartikan rahmat Islam harus tercermin dalam suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi dimana saja Islam berada, apalagi sebagai ...

Surga dan Neraka

1. Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai dan neraka dikelilingi oleh syahwat. (HR. Bukhari) 2. Aku menjenguk ke surga, aku dapati kebanyakan penghuninya orang-orang fakir-miskin dan aku menjenguk ke neraka, aku dapati kebanyakan penghuninya kaum wanita. (HR. Ahmad) 3. Tiada sesuatu yang disesali oleh penghuni surga kecuali satu jam yang mereka lewatkan (di dunia) tanpa mereka gunakan untuk berzikir kepada Allah Azza wajalla. (HR. Ad-Dailami) 4. Tidak ada di surga sesuatu yang sama seperti yang ada di dunia kecuali nama-nama orang. (Ath-Thabrani) 5. Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt berfirman: "Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau kamu suka ayat: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata...

Keistimewaan Muslimin dan Mukminin

1. Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin. (HR. Ath-Thabrani) 2. Umatku (umat Muhammad) ibarat air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya atau akhirnya. (Mashabih Assunnah) 3. Sesungguhnya di kalangan hamba-hamba Allah ada orang yang apabila memohonkan sesuatu maka Allah akan menerimanya (mengabulkannya). (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah." (HR. Tirmidzi dan Ath-Thabrani) 5. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani) 6. Barangsiapa menyenangi amalan kebaikannya dan menyedihk...