Meninggalnya Rasulullah adalah saat saat paling berdukanya kaum muslimin. Dengan begitu maka sudah hilang sumber ilmu dari telaga yang paling murni menyimpan ilmu atau wahyu yang Allah turunkan. Akan tetapi, semua Wahyu, Alquran maupun Hadist yang Allah turunkan kepada Nabi kita, sudah ditransfer kepada isteri-isteri, keluarga dan para sahabat. Kesedihan ini pun dialami oleh semua kaum muslimin tanpa terkecuali, apalagi keluarga beliau khususnya Abdullah bin Abbas. Beliau adalah keponakan Rasulullah.
Suatu ketika Abdullah bin Abbas menemui seorang pemuda dari suku Anshar dan mengajaknya untuk belajar hadist kepada salah satu sahabat senior. Akan tetapi pemuda ini menolaknya dan berkata,”apakah engkau akan didatangi orang orang yang akan belajar ilmu sementara saat ini masih sangat banyak para sahabat”. Akhirnya Abdullah bin Abbas meninggalkan pemuda itu dan menuju ke salah satu rumah sahabat Nabi yang Mulia.
Di siang hari dengan panas yang terik, angin berhembus kencang membawa butiran butiran debu yang menerjang apa saja yang ada di depannya. Maka tibalah Abdullah bin Abbas di rumah sahabat yang ia inginkan mendapatkan ilmu darinya. Maka diketuknya pintu sambil mengucapkan salam, tetapi tidak ada jawaban dari dalam rumah. Karena kebiasaan para sahabat yang sudah menjadi Sunnah Nabi kita di siang hari adalah qoilulah (istirahatlah siang). Akhirnya Abdullah bin Abbas menunggu di samping pintu sambil menggelar selembar kain sebagai alas duduk dan ia pun tertidur hingga wajah dan tubuhnya dipenuhi debu dan pasir.
Saat sahabat ini bangun dari istirahatnya dan membuka pintu rumahnya, ia sangat kaget melihat anak Paman Nabi tidur di depan rumahnya.
Sahabat : wahai keponakan Nabi, dengan susah payah engkau datang ke sini, apa yang hendak engkau inginkan dari ku ?
Abdullah bin Abbas : aku ingin belajar hadist dari mu wahai Sahabat Rasulullah.
Sahabat : jika engkau menginginkan itu, maka engkau tinggal memanggilku dan akupun akan datang ke tempatmu untuk mengajarkan ilmu.
Abdullah bin Abbas : tidak wahai Sahabat Rasulullah, aku ini sedang menuntut ilmu maka akulah yang wajib mendatangimu. Sebab ilmu itu didatangi, bukan mendatangi. Beginilah kami diajarkan oleh Rosulullah
Saudaraku,…Abdullah bin Abbas telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa menuntut ilmu itu tidak mudah. Diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang begitu besar, bukan hanya tenaga, waktu dan keluarga yang ditinggalkan. Tetapi kita harus senantiasa bersabar dan melapangkan hati ketika bersama ahli ilmu/guru. Paman Rosulullah pun mengajarkan adab menuntut ilmu kepada kita yang ingin memperbaiki adab terhadap ahli ilmu. “Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi ilmu”.
Lalu bagaimana dengan les privat…..?
Silahkan direnungkan
Semoga Allah memperbaiki adab kita semua, kepada Ahli ilmu.
Comments
Post a Comment