*Detik Kebersamaan Umat Yang Menggetarkan*
Oleh: Umarulfaruq Abubabakar
Hari ini, Sabtu (7/5/16), kaum muslimin se Solo Raya kembali berkumpul bersama menyatukan hati dan pikiran.
Komitmen bersama yang terikrarkan adalah: Tolak LGBT, Bantu para muslim yang tertindas, Waspadai pihak-pihak yang bermaksud jahat kepada umat Islam.
“Cinta Fitrah Kesucian Untuk Pencegahan Penyakit Menyimpang Homoseksual dan Lesbian” itulah tema yang diangkat dalam Parade Tauhid kali ini.
Bersama para santri dari PPTQ Ibnu Abbas Klaten, saya berangkat dengan truk. Mengingatkan kembali dengan masa-masa sekolah saya dulu; selalu menggunakan kendaraan truk ketika ada mobilisasi santri untuk hadir dalam acara acara tertentu.
Ada keharuan dari lubuk hati yang dalam, saat saya melihat antusias kaum muslimin dari berbagai elemen yang memadati lapangan kota barat Surakarta.
Acaranya tidak lama, hanya 2 jam saja, yaitu dari jam 08.00-10.00.
Namun dukungan umat Islam Surakarta yang jelas dan kesamaan misi untuk menyatukan langkah menolak kemungkaran, itulah yang membuat kegiatan seperti ini menjadi sangat penting.
*Orasi Ust. Muin; Bersama Kebenaran Sampai Akhir Hayat*
Tampil sebagai pembicara pertama, Dr. M. Muinudinillah Basri, MA, Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, sekaligus Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta.
Untuk wilayah Solo Raya, beliau sangat termasyhur sebagai pembicara yang vokal dan lantang menyuarakan kebenaran.
Dalam orasinya, Ust Muin menegaskan tentang tujuan pelaksanaan parade ini,
“Kita semua berada di sini untuk merealisasikan sebuah cita cita mulia yang disebutkan dalam sebuah hadits mutawatir; bahwa tidak henti-hentinya di antara umat ini ada orang yang mencintai kebenaran, yang selalu bersama kebenaran, dan menyuarakan yang benar, tidak peduli banyak orang yang mencuekin mereka, banyak yang menelantarkan mereka. Dan mereka sampai hari kiamat tegak di atas kebenaran”
“Dulu PKI, pada tahun 70-an, setiap orang yang dikenal sebagai PKI, maka ia langsung dibredel. Tetapi sekarang, PKI berani berkata: Aku Bangga Sebagai Anak PKI. PKI pun masuk parlemen. Sementara kaum muslimin, pemerintah dan aparat, diam seribu bahasa...!”
“Kita tau, dan BIN sendiri juga sudah menyatakan, bahwa 10.000 orang syiah yang berlatar belakang militer telah datang di seluruh penjuru Indonesia dengan dibiayai oleh CIA, tetapi mereka dibiarkan begitu saja, dan pemerintah pun diam seribu bahasa. Seakan akan mereka adalah setan yang bisu..!” tegas beliau dalam pidatonya yang berapi-api.
Kenapa berbagai bencana yang ada saat ini menimpa kaum muslimin?
Ust Muin dengan lantang menyatakan:
“Sebab kaum muslimin dilalaikan oleh syahwat dunia dan melupakan mereka kepada tujuan yang paling utama yaitu mencari ridha Allah Swt. Musuh-musuh Islam tau, kalau kita diserang dengan senjata, kita akan melawan. Maka mereka menenggelamkan kaum kaum muslimin ke dalam syahwat”
Kepada para pemuda dan pemudi, Ust Muin menyatakan bahwa acara ini diadakan secara khusus untuk mengingatkan bahwa mereka menjadi target dan obyek penghancuran musuh islam. Perbuatan homo, lesbi, free sex adalah jebakan bagi para pemuda, padahal sesungguhnya ia adalah perbuatan yang keji dan perilaku binatang, bahkan lebih dari binatang. Sebab anjing sendiri tidak akan berhubungan kecuali dengan lawan jenis, tidak akan berhubungan dengan sesama jenisnya.
“Maka sebagai umat muslim, kita seharusnya kita bangga dengan fitrah, bangga dengan kesucian, bangga dengan identitas kita sebagai muslim.”
*Orasi Ust Yusuf Mansur; Bukti Kebenaran Tekad*
Tampil sebagai pembicara kedua, Ust. Yusuf Mansur, yang datang ke Solo dengan pesawat pribadi beliau. Sebab dari Solo beliau harus melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Dalam orasinya, Ust Yusuf mengingatkan tentang kebenaran niat dalam memperjuangkan agama Allah ini.
“Kita punya Allah Al-Malik, Al Jabbar, Al Qahhar, Al Aziz, Al Qawwi. Kalau orang lain bisa memanggil pendukungnya, maka kita langsung menyeru kepada Allah yang Maha kuasa dan Maha segala-galanya"
"Masalah-masalah yang kita hadapi saat ini bisa jadi karena kita sudah mulai jauh dari Allah. Maka ketika dhuhur nanti kita buktikan bahwa kita ada bersama Allah. Dalam setiap shalat kita buktikan bahwa kita ada bersama Allah."
"Maka pertemuan ini bohong kalau ketika dalam shalat lima waktu kita tidak berjamaah, kita tidak shalat malam.”
Ust Yusuf Mansur juga menyebabkan sebab kemenangan kita.Bahwa kemenangan itu bisa kita raih apabila kita selalu menghadirkan Allah dalam hidup.
“Maka kemenangan akan hadir ketika Allah hadirkan dalam pandangan kita, kita hadirkan dalam pendengaran kita, kita hadirkan dalam hati kita. Ketika itulah kemenangan itu akan tiba.”
Ust. Yusuf juga mengajak hadirin untuk memulai semua perubahan dari diri sendiri. Setiap orang berusaha mengontrol dirinya sendiri dan selalu meminta bimbingan kepada Allah.
“Kita minta sama Allah agar tidak membiarkan kita dikuasai oleh nafsu kita sedikitpun. Kita minta agar Allah benar-benar menjaga kita. Dalam mengubah kemungkaran kita harus mulai dari diri kita. Jangan sampai kita berteriak-teriak menolak pornografi sementara di handphone kita ada jejak jejak pornografi.
Perubahan itu tidak akan mungkin sebelum kita mengubah diri sendiri. Perubahan itu harus dimulai dari diri kita.”
“Jangan sampai melarang orang berbuat kemungkaran, tapi di kegelapan malam kita sendiri yang bermaksiat kepada Allah.”
*Orasi Ust Felix; Tiga Pandangan Hidup*
Tampil sebagai pembicara ketiga, Ust Felix Siau. Dalam pidatonya, beliau mengingatkan tentang nikmat hidayah, keagungan nikmat menjadi hamba Allah dan pengikut Rasulullah Saw. Islam terbukti menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada.
Dalam melihat dunia, sedikitnya ada tiga cara pandang manusia, kata Ust Felix.
Ada yang melihat mata. Mereka tidak bisa menerima apa yang tidak bisa dilihat oleh mata mereka. Inilah pandangan orang-orang biasa.
Ada yang melihat dengan logika, seperti para pengusaha. Walaupun sesuatu itu tidak ada di depan mata, tapi dapat dicapai dengan logika maka mereka meyakini itu. Maka para pengusaha itu rela menginvestasikan uangnya, menginvestasikan waktunya untuk sesuatu yang tidak dapat mereka lihat dengan mata tapi akal pikirannya.
Pandangan yang ketiga adalah pandangan keimanan. Inilah pandangan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Mereka tidak perlu melihat dengan mata, tidak perlu melihat dengan logika, tetapi apabila Allah dan RasulNya mengatakan itu maka seolah-olah mereka melihat dengan mata dan logika mereka.
Inilah yang terjadi pada sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq. Saat pagi hari Rasulullah bercerita, “Semalam aku didatangi oleh Jibril, kemudian Jibril mengambil jantungku, lalu mencucinya dengan air zam-zam. Lalu Jibril mengembalikannya ke tempatnya semula. Lalu aku ditunjukkan kepada sebuah binatang yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, lebih besar dari keledai lebih kecil daripada kuda, bersayap indah luar biasa. Tatkala aku naik di atasnya, maka ia mengepakkan sayap. Dari mesjidil haram ke mesjidil aqsha kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Lalu pada malam yang sama aku kembali ke Mekah”
Seluruh orang arab yang tidak beriman ketika mendengarkan cerita ini mengatakan; Muhammad gila..! Jarak 1233 KM dari masjidil haram ke masjidil aqsa, kembali lagi ke mesjidil haram, dengan total jarak tempuh 2466 KM, mustahil bisa ditempuh dalam waktu satu malam. Banyak orang beriman yang akhirnya kembali murtad.
Tatkala cerita ini sampai kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, beliau hanya berkata, “Cuma segitu saja ceritanya? Demi Allah, kalau Muhammad yang bercerita aku pasti membenarkannya”
Ust Felix menyampaikan bahwa sahabat Abu Bakar telah mengajarkan kepada sebuah prinsip keimanan yang luar biasa.
Inilah perbedaan orang yang mencari ilmu dan mencari keimanan. Ketika mencari ilmu, prinsipnya adalah jangan liat siapa yang berkata, tapi lihatlah apa yang dikatakan. Tapi dalam perkara keimanan; kita tidak pernah melihat apa yang dibicarakan. Yang kita lihat adalah siapa yang berbicara.
Mengapa demikian?
Itu karena perkataan Rasulullah pasti benar. Janji Rasulullah pasti benar. Perkataan Rasulullah jauh lebih nyata daripada kenyataan di depan mata.
Maka selama 825 tahun kaum muslimin tidak pernah berhenti percaya, tidak pernah berhenti meyakini janji Rasulullah bahwa kaum muslimin akan menguasai Konstantinopel, dan akhirnya mereka benar benar menguasainya.
Kini dari perkataan Rasulullah, kita tinggal menunggu satu episode lagi, yaitu tegaknya Islam dengan system Khilafah sesuai manhaj Rasulullah Saw. Dan itu pasti akan benar benar terjadi.
Allahu Akbar…!
Allahu Akbar…!
Allahu Akbar…!
Pekik takbir menjadi penutup pidato Ust Felix dan para orator sebelumnya.
Sesuai rencana, Ust. Salim A. Fillah seharusnya ikut memberikan orasi pada Tabligh Akbar dan Parade Tauhid ini. Namun ternyata waktu yang tidak mengizinkan. Waktu sudah menunjukkan jam 10.00 sementara beliau belum datang, sebab baru saja mendarat dari Tokyo, Jepang.
*Menggetarkan, meneguhkan hati dan menguatkan persatuan*, itulah kesan saya mengikuti parade tauhid dan tabligh akbar. Berharap ke depan kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan.
duakhalifah.com
Comments
Post a Comment