Resume Kajian Khadijah Community
Menjemput Husnul Khotimah.
Oleh: Ust Syatori Abdurrauf
Kualitas diri kita sebenarnya ditentukan saat menghadapi sakaratul maut. Husnul Khotimah atau Su'ul Khotimah.
Kunci untuk meraih Husnul khotimah adalah:
1. Tenang,
2. Ikhlas,
3. Ingat Allah.
Kunci pertama:
TENANG saat menghadapi sakaratul maut.
Ini bergantung pada sejauh mana kita di dunia tidak terkesima dan terlena oleh kesenangan dunia.
Kesenangan dunia adalah apa saja yg menyenangkan saat hidup di dunia tapi tidak ada manfaat nya untuk hidup di akhirat.
Dunia adalah jembatan untuk menuju akhirat. Gunakan semua yg kita dapatkan di dunia (waktu, tenaga, pikiran dan materi) untuk ditukar dengan bekal menuju kehidupan akhirat.
Seandainya kita sedang menengok kenalan kita yg dirawat di RS krn sakit parah, dan usia nya diprediksi tinggal 1 minggu. Apa yg kita lakukan saat menunggui dirinya? Biasanya kita akan larut dalam dzikir dan do'a sepenuh hati dan menjauhkan diri dari apapun yg tidak ada manfaatnya bagi yg mau mati.
Adakah diantara kita saat ini yg tidak divonis untuk mati?
Apa yg kita lakukan sambil menunggu datangnya ajal?
Wajarkah kita menunggunya dengan melakukan kesenangan2 dunia?
Manusia yg manusiawi adalah manusia yg menjadikan apa yg ada pada hidupnya di dunia ini agar bernilai akhirat.
Karena nilai seseorang dinilai saat dia menghadapi sakaratul maut.
Ada 2 kesadaran yg harus kita miliki supaya tidak terlunta2 saat menuju kehidupan akhirat:
1. Kesadaran bahwa akhirat lebih baik daripada dunia.
2. Kesadaran bahwa suatu saat kita pasti mati
Orang yg masih menjadikan kesenangan dunia sbg orientasi hidupnya maka dia akan terlunta2, tak pernah sampai pada tujuan hidupnya, yaitu menghadap Allah.
Orang yang dikategorikan sbg orang yg "minggat" (karena tidak rela pulang ke akhirat) adalah orang yg masih silau pada kesenangan dunia. Masih terlena pada kesenangan dunia. Belum bosan pada kesenangan dunia.
Orang yg cerdas adalah orang yg mengendalikan nafsunya dan beramal untuk hidup sesudah mati. (HR Muslim)
Kunci kedua: Menjalani kehidupan dengan IKHLAS.
Kapan kita merasakan kehadiran ikhlas?
Ikhlas baru teruji saat kebaikan yg kita lakukan berbuah kepahitan.
Ikhlas ada 3 macam :
1. Ikhlas tapi nahan perasaan (masih merutuk dalam hati)
2. Ikhlas menerima. Ini adalah ikhlas karena mengerti dan memahami kondisi orang lain.
3. Ikhlas menikmati. Ini adalah ikhlas membalas perbuatan buruk dengan dengan perbuatan baik.
Ikhlas membutuhkan proses dan latihan.
Ikhlas berarti lapang menerima apapun yg kita tidak sukai.
Ingatlah bahwa dalam diri kita ada sesuatu yg tak ternilai harganya. Yaitu NYAWA. Yg sewaktu2 akan diambil oleh malaikat maut. Siapkah kita? Ikhlas kah kita bila saat itu tiba?
Bila kita ikhlas.... Ikhlas dgn apa yg kita alami saat ini, sebenarnya kita sedang menabung pembelajaran keikhlasan. Untuk menghadapi malaikat maut saat ajal datang menjelang dan meminta kita untuk menyerahkan nyawa yg kita pinjam.
Mulailah belajar ikhlas saat mengerjakan ibadah2 yg kita tidak sukai, rasakan kepahitannya. Latih rasa ikhlas kita.
Reaksi apa yg akan kita pilih utk lakukan terhadap orang yang berlaku tidak baik pada kita?
Untuk melatih rasa IKHLAS, balaslah perbuatan buruk orang lain dgn perbuatan baik, walaupun kita tidak suka pada awalnya. Kepahitan2 yang kita kalahkan itulah intisari dari rasa ikhlas. Ikhlas yg bernilai... Ikhlas yg sesungguhnya.
Dalam perdebatan pun, cara terbaik utk menjelaskan sesuatu pada orang yg susah untuk menjadi paham adalah dgn tidak menjelaskannya.
Dalam QS Al Fushilat ayat 34:
"Dan tidaklah sama kebaikan dgn kejahatan.Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yg ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yg setia."
Kunci ketiga: INGAT Allah
Kedalaman ilmu kita tidak menjamin kita untuk meraih husnul khotimah.
Agar mencapai husnul khotimah, perhatikan 2 aturan ini:
1. Tidak meremehkan hukum dan aturan Allah.
contoh :
- Hindari menyepelekan ibadah sunnah. Ibadah sunnah adalah perintah Allah. Jika dikerjakan mendapat pahala, bila tidak dikerjakan alangkah ruginya kita.
- Jangan berharap saat kita sakaratul maut akan selalu ada orang yg menuntun kita menyebut asma Allah dan mengucap Laa Ilaaha Ilallaah... Karena saat sakaratul maut blm tentu dalam keadaan tidak sadar itu kita mau di talqin dan belum tentu ada yg menalqin.
2. Menyukai segala hal yg disukai Allah SWT.
Lakukan hal2 yg Allah sukai dengan penuh rasa senang dan rasa bahagia karena menyenangkan Allah.
Hidup ini ada hukumnya. Matipun ada hukumnya.
Reminder: Seseorang akan diwafatkan dalam keadaan melakukan amal yg paling disukainya.
Comments
Post a Comment